1. Pengertian psikologi lintas budaya ?
Menurut wikipedia, Psikologi lintas budaya
adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara
psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai
hubungan-hubungan di antara ubahan psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan
ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam
ubahan-ubahan tersebut.
Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi
lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya,
sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya
mencakup kajian suatu pokok persoalan yg bersumber dari dua budaya atau lebih,
dengan menggunakan metode pengukuran yg ekuivalen, untuk menentukan batas-batas
yg dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang
diperlukan agar menjadi universal.
Menurut Brislin, Lonner, dan Thorndike (1973) menyatakan bahwa psikologi
lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yg
telah memiliki perbedaan pengalaman, yg dapat membawa ke arah perbedaan
perilaku yg dapat diramalkan dan signifikan.
Menurut Triandis
(1980) mengungkapkan bahwa psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematik mengenai perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu terjadi
dalam budaya yg berbeda, yg dipengaruhi budaya/mengakibatkan perubahan-perubahan
dalam budaya yg bersangkutan
2. Tujuan mempelajari psikologi lintas budaya ?
Psikologi Lintas Budaya memiliki tujuan yaitu
mengatahui persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis
dalam berbagai budaya dan kelompok etnik. Mengenai hubungan-hubungan di antara
ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis serta mengenai
perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut
3. Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu lain ?
Hubungan psikologi lintas budaya dengan sosiologi
melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologi, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik yg berada dalam suatu kehidupan masyarakat
Hubungan psikologi lintas budaya dengan ekologi
mempelajari mengenai interaksi yg baik dengan makhluk hidup dan lingkungan yg beraneka ragam
4. Etnocentris dalam psikologi lintas budaya ?
Menurut Matsumoto, etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Etnosentrisme memiliki dua tipe. Tipe pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Tipe kedua adalah etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini memiliki ciri-ciri ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yg dimiliki/hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yg dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya
5. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi ?
Hubungan psikologi lintas budaya dengan sosiologi
melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologi, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik yg berada dalam suatu kehidupan masyarakat
Hubungan psikologi lintas budaya dengan ekologi
mempelajari mengenai interaksi yg baik dengan makhluk hidup dan lingkungan yg beraneka ragam
4. Etnocentris dalam psikologi lintas budaya ?
Menurut Matsumoto, etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Etnosentrisme memiliki dua tipe. Tipe pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Tipe kedua adalah etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini memiliki ciri-ciri ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yg dimiliki/hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yg dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya
5. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi ?
Enkulturasi adalah
proses pengenalan norma masyarakat. Enkultursi dalam bahas Indonesia berarti
pembudayaan.
Sosialisasi adalah
Proses pembelajaran terhadap norma-norma yg berlaku sehingga dapat berperan dan
diakui di masyarakat. Proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar
kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial.
Menurut M J Herskovits
perbedaan enkulturasi dengan sosialisasi adalah sebagai berikut ;
1.
Enkulturasi adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar maupun tidak
sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
2. Sosialisasi
adalah suatu proses bagi seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma yg berlaku dalam keluarganya.
6. Persamaan dan perbedaan antar budaya melalui perkembangan moral ?
Piaget
menyatakan bahwa kesadaran moral anak mengalami perkembangan dari satu tahap yg
lebih tinggi. Berikut adalah tahapannya :
1.
Sensorik motor
2.
Pra-operasional
3.
Operasional konkrit
4.
Operasional formal
Sedangkan Kohlberg
mengidentifikasi 6 (enam) tahap dalam moral reasoning yg kemudian dibagi dalam
tiga taraf.
1. Taraf Pra-Konvensional
2. Conventional Level ( taraf Konvensional)
3. Tahap interpersonal corcodance atau “good boy-nice
girl” orientation.
4. Tahap law and order, orientation
5. Postoonventional Level ( taraf sesudah
konvensional)
6. Social contract orientation
7. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal konformitas, compliance dan obedience ?
Konformitas adalah
proses dimana seseorang mengubah perilakunya untuk menyesuaikan dengan aturan
kelompok
Compliance adalah
konformitas yang dilakukan secara terbuka sehingga terlihat oleh umum, walaupun
hatinya tidak setuju
Obedience merupakan
salah satu bentuk ketundukan yang muncul ketika orang mengikuti suatu perintah
langsung, biasanya dari seseorang dengan suatu posisi otoritas
Perbedaan
konformitas, compliance dan obedience
Pusatkan perhatian
pada nilai konformitas dan kepatuhan sebagai konstruk sosial yg berakar pada
budaya. Dalam budaya kolektif, konformitas dan kepatuhan tidak hanya dipandang
“baik” tetapi sangat diperlukan untuk dapat berfungsi secara baik dalam
kelompoknya, dan untuk dapat berhasil menjalin hubungan interpersonal bahkan untuk
dapat menikmati status yg lebih tinggi dan mendapat penilaian/kesan positif.
8. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal nilai-nilai ?
Nilai muncul
menjadi ciri khas yg cenderung menetap pada seseorang dan masyarakat dan
karenanya penerimaan nilai berpengaruh pada sifat kerpibadian dan karakter
budaya. Nilai memiliki berbagai fungsi, diantaranya adalah :
a. Nilai
berfungsi sebagai standart, yaitu standart yang menunjukkan tingkah laku dari
berbagai cara
b. Nilai
berfungsi sebagai rencana umum dalam menyelesaikan konflik dan pengambilan
keputusan.
c. Nilai
berfungsi motivasional. Nilai memiliki komponen motivasional yg kuat seperti
halnya komponen kognitif, afektif, dan behavioral.
d. Nilai
berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu di arahkan secara langsung kepada
cara bertingkah laku serta tujuan akhir yg berorientasi pada penyesuaiam.
e. Nilai berfungsi sebagai ego defensive9. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal perilaku gender ?
Gender merupakan hasil konstruksi yg
berkembang selama masa anak-anak sebagaimana mereka disosialisasikan dalam
lingkungan mereka. Adanya perbedaan reproduksi dan biologis mengarahkan pada
pembagian kerja yg berbeda antara pria dan wanita dalam keluarga.
Perbedaan-perbedaan ini pada gilirannya mengakibatkan perbedaan ciri-ciri sifat
dan karakteristik psikologis yg berbeda antara pria dan wanita.
10. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal sosial masyarakat ?
Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah “setiap
kelompok manusia yg telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yg dirumuskan dengan jelas”.
Sedangkan
menurut, Selo Sumardjan mendefinisikan masyarakat sebagai “orang-orang yg hidup
bersama, yg menghasilkan kebudayaan”
Dengan demikian,
maka empat unsur yg harus terdapat di dalam masyarakat, adalah :
1.Manusia
(individu-individu) yg hidup bersama,
2.Mereka
melakukan interaksi sosial dalam waktu yg cukup lama.
3.Mereka
mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan.
4.Mereka merupakan suatu sistem
hidup bersama yg menghasilkan kebudayaan
11. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal kognitif ?
Sosial
kognitif menetapkan sebuah kerangka untuk pemahaman, prediksi dan tanggung
jawab dari prilaku manusia. Teori ini mengidentifikasi prilaku manusia sebagai
interaksi dari faktor perorangan, prilaku dan lingkungan. Ada berbagai hal yg
berhubungan dengan keberadaan faktor kognisi dalam pengaruhnya terhadap lintas
budaya :
a.
Kecerdasan Umum
Kecerdasan umum (IQ) dalam suatu kebudayaan atau daerah secara umum. Menurut Mc. Shane dan Berry kecerdasan umum mempunyai suatu tinjauan yg cukup tajam terhadap terhadap tes kemampuan kognitif.
b.
Genetic epistemologi (faktor Keturunan)
Genetic Epistemologi adalah salah satu teori dari Jean Piaget yg isinya adalah mengatakan bahwa adanya koherensi antara penampilan konitif saat berbagai stimulus diberikan pada seseorang. Penelitian lintas budaya yg menggunakan paradigma ekokultural membawa kesimpulan bahwa ekologi dan faktor budaya tidak mempengaruhi hubungan antar tahap tapi mempengaruhi seberapa cepat dalam mencapainya. Perkembangan kognitif berdasarkan data tidak akan sama disetiap tempat dan kebudayaan tertentu.
c. Cara Berpikir
Cara berpikir seseorang cenderung mengarah pada aspek “bagaimana” daripada aspek “seberapa banyak” dalam kehidupan kognitifnya. Kemampuan kognitif dan model-model kognitif merupakan salah satu cara bagi sebuah suku dan anggotanya membuat kesepakatan yg efektif terhadap masalah yg dijumpai. Pendekatan ini mencari pola dari aktivitas kognitif berdasarkan asumsi universal bahwa semua proses berlaku pada semua kelompok, tetapi pengembangan dan penggunaan yg berbeda akan mengarah pada pola kemampuan yg berbeda juga.
d.
Contextualized coqnition (Pengamatan kontekstual)
Secara garis besar Cole dan Scriber memberikan suatu metodologi dan teori tetang konteks kognisi. Teori dan metodologi tersebut diujikan untuk penghitungan kemampuan kognitif secara spesifik dalam suatu kontek budaya dengan menggunakan kontek kognisi yang di sebut sebagai Contextualized cognition. Untuk memperkuat pendekatan mereka, cole membuat suatu studi empiris dan tunjauan terhadap literatur. Misalnya dalam budaya timur, asumsi stabilitas kepribadian sangatlah sulit diterima. Budaya timur melihat bahwa kepribadian adalah kontekstual (contextualization). Kepribadian bersifat lentur yg menyesuaikan dengan budaya dimana individu berada. Kepribadian cenderung berubah, menyesuaikan dengan konteks dan situasi.
12. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal individual kolektivitas ?
A. individual
Diri individual adalah diri yg fokus pada atribut internal yang sifatnya personal, kemampuan individual, inteligensi, sifat kepribadian dan pilihan-pilihan individual. Diri adalah terpisah dari orang lain dan lingkungan. Budaya dengan diri individual mendesain dan mengadakan seleksi sepanjang sejarahnya untuk mendorong kemandirian sertiap anggotanya. Mereka didorong untuk membangun konsep akan diri yg terpisah dari orang lain, termasuk dalam kerangka tujuan keberhasilan yg cenderung lebih mengarah pada tujuan diri individu. Budaya yg menekankan nilai diri kolektif sangat khas dengan ciri perasaan akan keterkaitan antar manusia satu sama lain, bahkan antar dirinya sebagai mikro kosmos dengan lingkungan di luar dirinya sebagai makro kosmos. Tugas utama normative pada budaya ini adalah bagaimana individu memenuhi dan memelihara keterikatannya dengan individu lain
B. Kolektif
Dalam konstruk diri kolektif ini, nilai keberhasilan dan harga diri adalah apabila individu tersebut mampu memenuhi kebutuhan komunitas dan menjadi bagian penting dalam hubungan dengan komunitas. Individu focus pada status keterikatan mereka (interdependent), dan penghargaan serta tanggung jawab sosialnya. Aspek terpenting dalam pengalaman kesadaran adalah saling terhubung antar personal. Dalam budaya diri kolektif ini, informasi mengenai diri yg terpenting adalah aspek-aspek diri dalam hubungan
Daftar Pustaka :
-
Matsumoto, D. (2002). Culture, psychology, and
education. In W. J. Lonner, D. L. Dinnel, S. A.
-
Hayes, & D. N. Sattler (Eds.), Online Readings in
Psychology and Culture (Unit 2, Chapter 5),
(http://www.ac.wwu.edu/~culture/index-cc.htm), Center for Cross-Cultural
Research, Western Washington University, Bellingham, Washington USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar